KEAGUNGAN AKHLAQ...

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwa seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, tanyanya:
"Ya Rasulullah, siapakah di antara yang mu'min yang paling utama imannya?"
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Mereka yang paling baik (ahsanuhum) akhlaqnya..."
(HR. Ibnu Majah)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pun bersabda:
"Sungguh, kalian tidak akan mampu memberi kebahagiaan kepada orang lain dengan hartamu, maka berilah kebahagiaan dengan wajah sejuk (penuh senyum) dan akhlaq baik..."
(HR. Al-Bazzar dan Hakim)

Dan, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwa seseorang memohon kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:
"Ya Rasulullah, mohonlah agar kiranya Allah Subhanahu Wa Ta'ala membinasakan orang-orang musyrik...!"
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Sungguh, aku diutus sebagai rahmat, bukan sebagai adzab..."
(HR. Muslim)

Adapun mengenai akhlaq Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sendiri, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan dalam firman-Nya:
"WA INNAKA LA'ALA KHULUQIN 'AZHIM... dan sesungguhnya engkau benar-benar berakhlaq agung..."
(Al-Qalam, 68: 4)

Sedangkan mengenai firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
"WA TSIYABAKA FATHAHHIR... dan pakaianmu, hendaknya kau bersihkanlah..."
(Al-Muddatstsir, 74: 4)
Hasan Al-Bashriy menerangkan, bahwa ayat ini bermakna, "Dan akhlaqmu, hendaknya kau perindahlah..."

Alkisah...
Ibrahim bin Adham sedang berada di suatu padang pasir tandus. Tiba-tiba muncul seorang askar, tanyanya:
"Di mana perkotaan ramai?"
Ibrahim menunjuk ke arah pekuburan.
Askar itu dengan beringasnya langsung memukuli Ibrahim, dan baru berhenti ketika ada seseorang yang mengingatkannya dengan berkata:
"Hai, orang ini Ibrahim bin Adham, sufi -- malah dulunya pangeran -- dari Khurasan..."
Dan, askar itu pun memohon-mohon untuk diberi maaf kepada Ibrahim bin Adham.
Sambil tersenyum, Ibrahim berkata:
"Ketika kau berakhlaq buruk dengan memukulku tadi, aku berdoa agar Allah Subhanahu Wa Ta'ala memasukkanmu ke surga..."
"Kenapa demikian?" tanya askar itu heran.
"Sebab," jawab Ibrahim, "aku tahu, bahwa aku akan memperoleh pahala karena akhlaq burukmu... Aku tidak mau nasibku menjadi baik gara-gara kerugian (buruk) akhlaqmu, dan perhitungan amalmu menjadi (berakhlaq) buruk gara-gara diriku..."

(Wallahu a'lam...)

Comments

Popular posts from this blog

ORANG PERTAMA